Sunday, June 4, 2017

Wisata Ke Gunung Bromo

Sejarah Gunung Bromo


Sejarah Gunung Bromo dimulai saat di kekaisaran Majapahit, pada saat itu terjadi serangan besar yang mengakibatkan masyarakat diharuskan pindah dari kampung halaman mereka untuk akhirnya berlindung di 2 tempat, satu di pulau bali dan sebagian pada Lereng Gunung Bromo, ini menjadi cikal bakal agama yang banyak menjadi keyakinan agama pribadi di dua tempat.

Nama "Kawah" ini diyakini berasal dari legenda Roro Anteng dan Joko So. Akhiran "Teng" adalah nama An-teng "Roro" dan juga "ger" yang merupakan akhiran nama Joko Se-ger "serta gunung Bromo juga dikenal juga sebagai gunung suci. Orang Hindu menyebutnya dengan nama gunung Brahma. Apakah orang Jawa menyebutnya gunung Bromo.

Objek wisata di Gunung Bromo


Penanjakan adalah salah satu tempat wisata favorit Gunung Bromo, dari sini kita bisa melihat deretan indah gunung yang luas yang dilapisi oleh awan yang indah, selain dari penanjakan gunung Bromo kita bisa melihat Sunrise yang indah dengan bungkus lampu emas, sangat cocok untuk fotografi.

Pergi ke penanjakan harus di pagi hari sekitar jam 03.00 pagi untuk bisa menyaksikan indahnya matahari terbit dari penanjakan gunung Bromo, keberangkatan pagi diharapkan agar tidak nona menikmati matahari terbit dan juga mencari tempat yang tepat agar tidak ditempati oleh wisatawan lain lebih banyak lagi. pagi.

Pasir berbisik gunung bromo


Pasir berbisik juga merupakan salah satu tujuan wisata Gunung Bromo, pasir bersisik yang diambil dari Negara tempat, yaitu berupa pasir yang luas dan indah, tempat ini menjadi populer karena dulunya merupakan lokasi film yang berbunyi saat berbisik pasir. Sastro Danar. Di tengah pasir yang luas ini terdapat masyarakat sembayang masyarakat Tengger.

Teletubies Bukit Gunung Bromo


Teletubies Bukit gunung bromo juga merupakan salah satu tujuan wisata Gunung Bromo, hamparan padang rumput hijau yang indah menumbuhkan rumput menyerupai bukit yang dikelilingi deretan bukit teletubie membuat tempat ini banyak wisatawan berfoto terutama untuk ria.

Hamparan savana bukit padang teletubies gunung Bromo tampak bersihkan pembersih karpet hijau mungkin berada di antara perbukitan yang membuat mata kagum akan keindahannya.

Wisata Agro Taman Stroberi


Tidak hanya pemandangan alam di wisata Gunung Bromo, Anda juga bisa menikmati stroberi segar yang dipanen langsung dari pohon, masyarakat percaya jika stroberi tumbuh di Gunung Bromo memiliki cita rasa tersendiri, legit dan blushes merah menjadi ciri khas buah.

Tak hanya wisata alam dan budaya juga dikunjungi turis agro karena banyak di antara mereka yang belum pernah merasakan sensasi mengambil buah secara langsung maka mereka menikmatinya, ini adalah pengalaman yang luar biasa.


Wisata Wisata Gunung Bromo


Sebuah komunitas kecil yang tinggal di gunung Bromo memiliki wisata budaya yang dilakukan setiap tahun semua menjadi acara reguler dan banyak dikunjungi wisatawan. Pada hari ke 14 festival Hindu masyarakat Yajna Kasada sering membawa persembahan berupa ternak, buah, sayuran dan lain-lain dibawa ke puncak Gunung Bromo sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Asal usul ritual tersebut berasal dari legenda di era dimana ada anak perempuan bernama Roro Anteng dan suaminya, Joko So. Pasangan awalannya ini tidak memiliki keturunan dan oleh karena itu pasangan tersebut memohon bantuan pada beberapa dewa gunung.

Beberapa dewa gunung dan kemudian memberi mereka 24 anak namun, mengingat 25 anak-anak, yang terakhir bernama Jaya Kusuma, dan juga dalam kesepakatan pasangan dengan beberapa dewa, pasangan tersebut harus melemparkannya ke arah 25 gunung berapi tersebut. Dan juga sebagai korban.
baca juga :

Festival Hindu Yadnya Kasada Gunung Bromo


Kemudian keinginan Tuhan gunung juga bekerja. Setelah Jaya Kusuma mencoba-coba gunung kawah tersebut, dia bertanya pada orang-orang Kecil untuk mendapatkan hasil ladang ke kawah masing-masing pada pukul 14 bln. Kasadha, kebiasaan melempar hasil ladang ke gunung berapi untuk menenangkan beberapa dewa purba ini dan kemudian berlanjut hingga saat ini juga upacara Yajna yang diimbau oleh Kasada.

Kendati risikonya, beberapa warga mengambil kemungkinan tumpangan menuruni kawah gunung tersebut, dalam upaya untuk membawa barang-barang yang terbunuh ini dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan bagi mereka.

Di padang pasir ada candi Hindu yang namanya Poten Mulia Poten. Candi ini sangat penting bagi orang-orang Tengger di desa-desa pegunungan, seperti Argosari, Ngadisari, Ngadas, Wonokitri, Ranu Prani, Ledok Ombo dan Wonokerso.

Candi ini jadi tempat yang paling utama baik dalam upacara Kasika tahunan maupun tur gunung Bromo yang berlangsung kurang lebih dalam periode satu bulan. Pada hari ke 14,


No comments:

Post a Comment